OrangRembang.Com – Dialog Nasional untuk Indonesia Maju. Salam milenial, seberapa optimisnya kamu ditahun mendatang jika melihat ekonomi Indonesia hari ini? Sebelum masuk pembahasan yang lebih panjang, semoga hari ini ada senyuman yang terpancarkan dari kita untuk dunia. Karena percaya atau nggak, senyuman membuat energi positif yang dipancarkan. Dengan senyumanlah kita mampu untuk membuat rasa positif ini muncul dalam setiap hal yang akan kita hadapi.
Bahkan ketika kita memaksa untuk tersenyum, itu sudah membantu kita terhindar dari stress. Hal tersebut disimpulkan dari penelitian HealthDay News yang menyuruh peserta memegang sumpit di mulut mereka. Studi lain dari University of Kansas menemukan bahwa tersenyum selama mengerjakan tugas yang berat mencegah datangnya stress. Sementara senyum yang tulus menangkal lebih banyak lagi datangnya stress. Lebih baik senyum terpaksa daripada tidak sama sekali.
Kenapa kok ada pembahasan senyum diawal, karena yang akan kita bahas kali ini akan sedikit rumit dan berhubungan dengan data yang cukup banyak untuk dibaca. Kalau kita tidak senyum dalam tulisan ini, mungkin bisa stress juga kali ya.
Akhir – akhir ini masyarakat Indonesia cukup bangga dengan adanya target yang dicanangkan oleh pemerintah di kepimpinanan Presiden RI Bapak Jokowi yang mengatakan jika di tahun 2030 depan, Indonesia akan menorehkan prestasi yang gemilang, yaitu menjadi peringkat ke lima tingkat dunia di bidang kekuatan ekonomi dunia.
Menurut data dari kompasiana.com Indonesia akan menduduki peringkat ke lima setelah Jepang di peringkat ke empat, India di peringkat ke tiga, Amerika Serikat di peringkat ke 2 dan Tiongkok di peringkat paling atas. Pertanyaanya, apakah mungkin ini terjadi?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak bisa kita langsung mengatakan mungkin atau tidak. Kita harus melihat data terlebih dahulu, apakah benar Indonesia akan menduduki peringkat lima dunia di tahun 2030.
Beberapa data pencapain Indonesia sudah dipaparkan di beberapa media dengan berita-berita yang beredar belakangan ini. Banyak juga website berbasis penyedia informasi memberikan postingan yang berhubungan dengan capain bangsa Indonesia dalam aspek kekuatan ekonomi. Selain itu juga, dalam Dialog Nasional ke 36 diselenggarakan oleh LPP Edukasi pimpinan DR Wahyu Purwanto belakangan ini, memberikan paparan dan target yang gamblang tentang peringkat lima dunia tersebut.
Kekuatan ekonomi Indonesia harus ditunjang oleh beberapa aspek pembangunan infrastruktur yang baik dan juga regulasi atau aturan yang efisien dalam bergulirnya roda ekonomi di negara kita ini.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dilansir dari kompasiana.com, merupakan sosok yang aktif memberitakan pembangunan di era pemerintah Jokowi dengan tajuk: ” Dialog Nasional untuk Indonesia Maju”, menyampaikan raihan pembangunan infrastruktur. Berikut beberapa capaian yang telah di raih oleh Indonesia;
- Dalam pembuatan Jalan dan Jembatan.
Meliputi jalan sepanjang 3.432 kilometer, jalan tol sepanjang 947 kilometer, jembatan sepanjang 39,8 kilometer dan jembatan gantung sebanyak 134 unit. - Bidang Jalur kereta api, termasuk jalur ganda dan reaktivasi sepanjang 754.59 km’sp : peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 413,6 km’sp; serta Light Rail Transit Mass Rapid Transit yang diperkirakan rampung pada tahun 2019.
- Bandar Udara.
Ada 10 bandar udara baru, serta revitalisasi/pengembangan 408 bandara di daerah rawan bencana, terisolasi dan wilayah perbatasan. - Pelabuhan.
19 pelabuhan baru 8 pelabuhan yang masih dalam tahap pembangunan dan direncanakan rampung pada tahun 2019. - Pemerintah Jokowi juga aktif membangun bendungan untuk pelayanan irigasi serta potensi energi.
- Pembangunan embung oleh 3 kementerian yang dikerjakan dari 2015 hingga 2017. Serta membangun irigasi baru/merehabilitasi irigasi.
Sementara itu, untuk memenuhi akses terhadap komunikasi dan teknologi. Cakupan jaringan dan telekomunikasi diperluas. Salah satunya dengan jaringan tulang punggung serat optik nasional bernama “Palapa Ring”. Program tersebut menghubungkan seluruh ibu kota kabupaten/ kota di Indonesia menggunakan jaringan broadband (internet berkecepatan tinggi).
Data lainya, dikutip dari katadata.co.id, Industri penerbangan Indonesia meraih prestasi di level internasional. Laporan Global Competitiveness Index (GCI) 2018 mencatat, Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki bandara paling terkoneksi di Asia Pasifik, mengalahkan beberapa negara maju seperti Korea Selatan dan Singapura.
Peringkat didasarkan pada penilaian konektivitas bandara menurut International Air Transport Association. Indikator pengukuran didasarkan pada banyaknya tujuan penerbangan, frekuensi penerbangan setiap tujuan, serta jumlah koneksi untuk setiap tujuan.
Dengan data tersebut kita jadi tahu, memang Indonesia sudah mengatur strategi guna merealisasikan target peringkat lima dunia. Kenapa kok harus infrastruktur yang harus digencarkan pembangunanya? Sebab, ketika infrastruktur yang ada di Indonesia semakin baik, maka akan memperlancar perguliran kekuatan ekonomi, baik di sektor darat, laut dan udara.
Dalam bahasan Dialog Nasional untuk Indonesia Maju ke-36 ini diselenggarakan oleh LPP Edukasi yang berada di bawah pimpinan Dr. Wahyu Purwanto belum lama ini, banyak menyinggung tentang pembangunan infrastruktur untuk menurunkan biaya logistik yang tak lepas dari bidang transportasi.
Dalam acara ini dihadirkan beberapa pembicara yang terdiri dari Ir. Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Dr. Darmaningtyas selaku pengamat transportasi, Budi Setiyadi selaku Dirjen Perhubungan Darat, dan Irjen Pol Refdi Andri selaku Kakorlantas Polri.
Pengamat Transportasi Darmaningtyas mengaku, pemerintah sudah menyadari bahwa pembangunan infrastruktur sangat penting bagi kemajuan dan pertumbuhan bangsa maupun negara. Seharusnya pembangunan infrastruktur dapat dilakukan di Pulau Jawa dan lainnya agar sama-sama berkembang.
Menariknya, kini Pembangunan infrastruktur sudah dilakukan di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke. Sampai juga ke perbatasan Republik Indonesia – Timor Leste di Nusa Tenggara Timur, perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini di Papua, dan perbatasan Republik Indonesia – Malaysia di Kalimantan.
Berdasarkan data Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pembangunan infrastruktur konektivitas jalan akan menurunkan biaya logistik menjadi 20 persen dari produk domestik bruto (Growth Domestic Product/GDP) di tahun 2019.
Dia menjelaskan, sejak 2015-2019, pemerintah akan menyelesaikan pembangunan jalan tol baru sepanjang 1.852 km, pembangunan jalan nasional baru sepanjang 2.650 km. Selain itu, turut pula disediakan jalan akses sepanjang 500 km menuju 24 pelabuhan utama, 60 pelabuhan penyeberangan, serta jalan pendukung pengembangan 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Dialog Nasional Indonesia Maju ke 36 Hall Basket GBK Jakarta
Mengutip data data WEF tahun 2018, yang menyatakan keseluruhan pembangunan tersebut telah secara agregat meningkatkan Daya Saing Infrastruktur lndonesia sebanyak 20 peringkat, naik dari urutan 72 pada 2014-2015 menjadi 52 pada 2017-2018, serta Daya Saing Global di peringkat 36 untuk tahun 2017-2018.
Tidak hanya meningkatkan daya saing bangsa, Menteri Basuki menyebutkan, pembangunan infrastruktur juga telah memberikan kontribusi sekitar 0,82 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Jika pembangunan ini terus dilakukan dan kontinuitas diberlakukan, bukan tidak mungkin target Indonesia akan tercapai.
Disisi lain, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat Dialog Nasional Indonesia Maju di Bogor, Jawa Barat, 25 Agustus 2018 menjelaskan, di tahun 2030 Indonesia akan memasuki masa bonus demografi yang merupakan periode di mana rasio populasi bekerja yang meningkat terhadap populasi total. Oleh karenanya, masyarakat perlu bersiap untuk menghadapi masa emas yang dapat mengerek perekonomian secara signifikan.
Pada kesempatan tersebut, Menperin menegaskan, sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, di tahun 2019 Kemenperin akan fokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match dengan industri. Langkah strategis ini guna mendorong terciptanya inovasi untuk industri 4.0.
Dalam acara yang berbeda, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam Dialog Dalam Dialog Nasional 8 bertajuk “Indonesia Maju” di Yogjakarta belum lama ini mengatakan Negara yang memiliki kekuatan ekonomi harus memiliki tiga syarat yang paling penting. Yaitu, harus memiliki populasi yang besar untuk angkatan pekerjanya, kedua yakni memiliki sumber daya yang berlimpah untuk mesin produksi masif dan yang terakhir adalah luas wilayah.
Target itu dapat tercapai asal pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tinggi, serta stabilitas politik dan keamanan yang terjamin. Oleh karena itu, Tito menekankan bahwa di Indonesia tidak boleh terjadi konflik sosial yang memecah bangsa ini, karena hal itu akan berbanding lurus dengan destabilisasi.
Pihaknya juga sudah memerintahkan jajarannya untuk memetakan potensi konflik di daerah-daerah dan melakukan pencegahannya. Ia pun akan menindak tegas anggotanya bila terjadi konflik di daerah, yang terberat adalah sanksi pemecatan.
Kebijakana BBM Satu Harga
Ketika pembangunan infrastruktur sudah digalakkan, aspek selanjutnya yang perlu dilakukan adalah kebijakan dari pemangku kekuasaan yang efisien bagi berjalanya ekonomi Indonesia. Salah satu contoh kebijakan pemangku kekuasaan adalah diberlakukanya satu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
Dilansir dari finance.detik.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan ‘BBM Satu Harga’ di Pontianak, Kalimantan Barat belum lama ini. Jokowi menegaskan, Kebijakan BBM Satu Harga untuk wujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dengan kondisi infrastruktur yang tidak merata menjadikan distribusi pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi terhambat. Akibatnya, banyak masyarakat di luar Pulau Jawa yang tidak mendapatkan BBM dengan harga yang sama seperti di Pulau Jawa.
Jokowi juga mengatakan, perbedaan harga BBM di sejumlah daerah disinyalir luput dari perhatian sehingga seringkali mengakibatkan harga komoditas menjadi jauh lebih mahal dibanding dengan daerah lain. Hal ini tentu tidak sesuai dengan sila kelima dari ideologi bangsa Indonesia, Pancasila. Oleh sebab itu, dicanangkanlah satu harga BBM di Indonesia sebagai wujud keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.
Demikian beberapa aspek yang bisa menjadi acuan kita untuk mengawal target di tahun 2030 mendatang, yaitu menjadi peringkat ke lima dunia dalam kekuatan ekonomi dunia. Terpenting bagi kita adalah bagaimana menjaga keberlangsungan rencana jangka panjang ini.
Mengutip dari Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual, “asalkan memiliki blueprint serta konsisten melaksanakan program jangka panjang, Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi dengan PDB per kapita di atas US$ 12.475 pada 2030. Yang berarti masuk peringkat lima besar ekonomi dunia dengan ditunjang bonus demografi pada 2030, dengan size ekonomi mencapai US$ 5-6 triliun.
So, Lanjutkan dan Raih Target Itu..